Di Jakarta, sebelum era TransJakarta yang sering disebut sebagai busway, Metro Mini – buskota ukuran sedang –
adalah angkutan umum yang paling menyedihkan tapi juga paling dibutuhkan. Ya,
memang paling dibutuhkan, karena seringkali tak ada pilihan selain harus naik
angkutan umum itu – kecuali kalau mampu bayar ongkos taksi atau ojek. Dan
sebagai angkutan paling menyedihkan, sebab di dalam Metro Mini setiap penumpang
pasti akan mendapat jatah ‘siksaan’ yang harus diterima dengan pasrah, kecuali
bagi mereka yang sangat beruntung. Tapi yang sudah pasti, Metro Mini itu kendaraan
yang selalu berjalan semau-maunya. Kalau ngebut, bisa bikin jantung jadi
kiwir-kiwir serasa mau copot, sebaliknya kalau lamban, ngetemnya lamaaa, dan
kalau pun jalan, jalannya juga nyaris cuma 5 km per jam – bikin yang perlu
buru-buru jadi hampir stroke karena menahan rasa tak sabar.