06 Maret 2014

Puisi: Jalan yang Hening II


Kendala
Maka pagi tiba-tiba menyala
padahal sebait mimpi
belum lagi kusudahi

Bersama tangis Ibu gugahku,
“Bangunlah, Anakku,
kita masih punya surga
yang lain untuk tersenyum.”

(Jakarta, 8 Mei 1985)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kritik dan saran pastilah sangat berguna bagi saya, namun tolong sampaikan dengan itikad baik dan bahasa yang patut. Terima kasih.